Penulis : Unoviana Kartika/shutterstock |
KOMPAS.com – Selama hamil, wanita mengalami beberapa perubahan metabolisme. Karena masa kehamilan sangat menentukan tumbuh kembang janin, kiranya ibu hamil perlu melakukan beberapa modifikasi
pola makan. Ada beberapa informasi yang keliru soal makanan yang boleh ataupun tidak boleh dimakan oleh ibu hamil.Berikut adalah beberapa jenis makanan yang perlu diperhatikan ibu hamil:
- Ikan dan berbagai jenis seafood
Ini adalah salah satu makanan yang menjadi kontroversi sebagai nutrisi bagi ibu hamil. Ikan dan berbagai jenis seafood seperti kerang, cumi, udang memiliki zat gizi yang sangat baik, antara lain: lemak dalam ikan, yang disebut lemak omega-3, yang penting untuk perkembangan otak dan penglihatan bayi. Bayi yang ibunya mengonsumsi cukup omega-3 dan DHA tertentu (97% dari omega-3 di otak adalah DHA), diteliti memiliki IQ yang lebih tinggi setelah bertumbuh. Kekurangan asupan omega-3 dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan. Omega-3 juga dapat membantu mencegah kelahiran prematur, serta alergi dan asma di kemudian hari.
Namun, ikan dan berbagai jenis seafood juga memiliki risiko, antara lain: Beberapa jenis ikan berisiko mengandung merkuri, logam beracun yang dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf yang serius. Ratusan penelitian telah menunjukkan bahwa semakin banyak ikan yang Anda makan, semakin tinggi tingkat merkuri yang masuk dalam tubuh. Akibatnya, ibu hamil telah dianjurkan untuk membatasi konsumsi ikan tidak lebih dari 12 ons / minggu dan untuk menghindari akibat buruknya. Akibat buruk ini membuat ibu hamil enggan memakan ikan dan seafood, padahal manfatnya baik sekali. Hal ini yang mengakibatkan ibu hamil sering kekurangan asupan DHA.
Meskipun ikan dan berbagai seafood memiliki risiko buruk karena mengandung merkuri, namun jangan sampai tidak mengonsumsi ikan. Kalaupun ibu hamil tidak dapat mengonsumsi ikan dan seafood karena ada alergi, maka ibu hamil perlu mencari alternatif lain makanan yang mengandung omega-3 dan DHA, seperti telur ber-omega-3, hingga suplemen. Tujuannya agar ibu hamil dapat tercukupi kebutuhan omega-3 dan DHA hingga 300 mg per hari.
- Alkohol, kopi, cola, teh atau makan keju lunak
Untuk alkohol, ibu hamil sama sekali tidak boleh mengonsumsinya karena dapat mengakibatkan cacat lahir pada bayi. Sedangkan konsumsi kopi dan minuman berkafein lainnya tidak cukup jelas. Studi terbaru menunjukkan tidak ada efek kafein pada berat lahir atau cacat lahir. Namun, sebuah penelitian telah menemukan kemungkinan adanya hubungan antara konsumsi kafein dan keguguran, berat lahir rendah dan hambatan pertumbuhan.
Ibu hamil juga perlu mewaspadai jenis-jenis keju karena seringkali terdapat bakteri listeria yang dapat mengakibatkan keguguran. Antara lain keju feta, Brie, Camembert, atau keju meksiko seperti Fresco Blanco Queso. Keju menjadi berbahaya karena tidak dipasteurisasi, maka jika ibu hamil sebelumnya hobi makan keju, pastikan keju berasal dari susu yang sudah dipasteurisasi sebelumnya.
Pola makan
Selain makanan yang dikonsumsi, pola makan ibu hamil juga perlu diperhatikan. Ibu sebaiknya tidak mencoba-coba metode diet baru saat hamil, seperti diet rendah karbohidrat, karena bukan saat yang tepat. Makanlah makanan dengan gizi seimbang.
Namun jangan juga terlalu menambah berat badan. Karena ini dapat meningkatkan risiko untuk komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional, preeklampsia, dan bayi lahir sangat prematur. Banyak wanita yang kelebihan berat badan memasuki kehamilan. Hamil bukan lantas dapat memakan apapun dengan jumlah banyak. Kalori yang dikonsumsi harus tetap dibatasi, namun kebutuhan gizi tercukupi. Secara umum ibu hamil bertambah berat badannya sekitar 25 kilogram, dan tidak lebih dari 35 kilogram.
Selain itu, bukan hanya kenaikan total berat badan. Tingkatan penambahan berat badan juga perlu jaga. Pada trimester pertama, kenaikan tidak begitu banyak, namun meningkat secara stabil di dua trimester selanjutnya.
Sumber :MSNEditor :Asep Candra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar