SERIAL televisi BBC, Mad Men, pernah begitu digemari di AS. Serial ini menggambarkan dunia yang tengah terpuruk, namun kemudian datang juru selamat dari Madison Avenue, namun orang-orang kecele, karena sang juru selamat malah membawa negaranya pada kehancuran. Yang membuat serial ini juga digemari adalah karena disponsori oleh rokok yang sangat terkenal di AS. Orang percaya, ada keterikatan yang dalam antara rokok dan politisi. Seperti juga Marlboro Man, politisi juga bisa dibungkus iklan yang layak hingga bisa dijual.
Empat tahun setelah Barack Obama melewati hari kepresidenannya di Gedung Putih AS, selama ini, “Brand Obama” sudah dinobatkan sebagai “Pemasar iklan paling sukses sepanjang tahun 2008 dan 2012″, mengalahkan komputer Apple. David Fenton, di MoveOn.org, suatu kali menggambarkan kampanye Obama sebagai “komunitas teknologi besar yang tak pernah ada sebelumnya dan sangat, sangat bertenaga.” Dengan memakai slogan global yang diambil dari organizer Latin Cesar Chávez– “Sí, se puede!” atau “Yes, we can” – atau “Ya, kita bisa!”, Obama menyapu bersih semua nominee kandidat presiden AS lainnya, sekaligus melenakan rakyat AS setelah putus asa pada era George W. Bush.
Tak banyak yang tahu arti dari slogan Obama itu. Slogan ini menghabiskan dana $75 juta hanya untuk diiklankan di televisi komersial dan menjadi dana iklan kampanye terbesar dalam sejarah politik dunia. Rakyat AS percaya bahwa Obama, dungeon iklannya ini, menjadi oposan terhadap obsesi gila Bush tentang perang. Faktanya, Obama ikut menceburkan diri dalam kubangan proyek perang Bush, berikut merancang anggaran dananya. Banyak orang AS percaya obama adalah pewaris Martin Luther King yang anti-kolonialisme. Namun, alih-alih “Change you can believe in”, AS memasuki era baru dominasinya atas dunia. “Kita akan semakin lebih hebat,” begitu Obama sering katakan.
Jurnalis AS berperan paling besar dalam hal penggambaran Obama ketika itu. Mereka memberitakannya secara gratis dengan gambaran seperti ini: ksatria, rendah hati, pekerja keras, penolong dan lain sebagainya. Namun, dalam 100 hari pertamanya, Obama telah mengizinkan penyiksaan, perintah pemeriksaan pengadilan, dan menyembunyikan lebih banyak rahasia pemerintah AS. Obama, saat ini, tidak kurang, mempunyai 17,000 tahanan penjara yang meronta-ronta menggapai keadilan. Pada 24 April tahun 2009, para pengacaranya memenangkan gugatan pengadilan bahwa para tahanan Guantananmo Bay bukanlah manusia, dan makanya layak untuk disiksa. Direktur intelijen nasional AS, Admiral Dennis Blair, sangat percaya akan efektivitas penyiksaan. Robert Gates, sekretaris rahasia Bush, tetap dipertahankan oleh Obama di sisinya.
Di seluruh dunia, kekerasan yang dilakukan AS terhadap orang tak berdosa juga meningkat. Selama pembantaian di Gaza, Januari silam, Seymour Hersh mengatakan, “Tim Obama tidak pernah keberatan untuk menyuplai bomb dan senjata canggih lainnya ke Israel.” Di Pakistan, rakyat sipil yang tewas telah berlipat jumlahnya dibandingkan ketika Obama belum memerintah.
Di Afghanistan, strategi AS membunuh orang-orang Pashtun (sebenarnya Taliban) oleh Pentagon telah diberi restu oleh Obama, demikian konfirmasi Robert Gates. Obama juga mengintimidasi Rusia dan China lewat perang dingin yang halus. Satu-satunya berita bagus yang dibuat oleh Obama adalah menarik mundur pasukan tentara AS dari Iraq, sebuah negara yang telah menjadi lautan darah. Bayangkan, selama ini sebanyak 70.000 pasukan berada di Iraq, dan rakyat AS percaya bahwa inilah salah satu hal yang membuat negara mereka bangkrut. Dan kebangkrutan itu semakin dalam karena Obama juga segera menyuplai tentara dalam jumlah tidak kurang dari 70.000 ke Afghanistan.
Banyak orang AS terang-terangan membenci Bush dan Cheney yang begitu ambisius pada desain besar AS, seperti juga Henry Kissinger. Dalam bahasa periklanan, Bush telah jatuh, sedangkan Obama dengan iklan yang sedang tersenyum dan memperlihatkan gigi putihnya, adalah seorang utusan Tuhan versi rakyat AS dan terus terlena oleh Obama. Obama telah mengirim permasalahan dalam negeri AS ke medan perang, dari Wahsingthon ke gedung putih. Obama adalah orang yang disebutkan dalam BBC, CNN, Murdoch, Wall Street dan CIA. Obama adalah The Marlboro Man. [oleh john pilger/palestinechronicle]
By Saad SaefullahEmpat tahun setelah Barack Obama melewati hari kepresidenannya di Gedung Putih AS, selama ini, “Brand Obama” sudah dinobatkan sebagai “Pemasar iklan paling sukses sepanjang tahun 2008 dan 2012″, mengalahkan komputer Apple. David Fenton, di MoveOn.org, suatu kali menggambarkan kampanye Obama sebagai “komunitas teknologi besar yang tak pernah ada sebelumnya dan sangat, sangat bertenaga.” Dengan memakai slogan global yang diambil dari organizer Latin Cesar Chávez– “Sí, se puede!” atau “Yes, we can” – atau “Ya, kita bisa!”, Obama menyapu bersih semua nominee kandidat presiden AS lainnya, sekaligus melenakan rakyat AS setelah putus asa pada era George W. Bush.
Tak banyak yang tahu arti dari slogan Obama itu. Slogan ini menghabiskan dana $75 juta hanya untuk diiklankan di televisi komersial dan menjadi dana iklan kampanye terbesar dalam sejarah politik dunia. Rakyat AS percaya bahwa Obama, dungeon iklannya ini, menjadi oposan terhadap obsesi gila Bush tentang perang. Faktanya, Obama ikut menceburkan diri dalam kubangan proyek perang Bush, berikut merancang anggaran dananya. Banyak orang AS percaya obama adalah pewaris Martin Luther King yang anti-kolonialisme. Namun, alih-alih “Change you can believe in”, AS memasuki era baru dominasinya atas dunia. “Kita akan semakin lebih hebat,” begitu Obama sering katakan.
Jurnalis AS berperan paling besar dalam hal penggambaran Obama ketika itu. Mereka memberitakannya secara gratis dengan gambaran seperti ini: ksatria, rendah hati, pekerja keras, penolong dan lain sebagainya. Namun, dalam 100 hari pertamanya, Obama telah mengizinkan penyiksaan, perintah pemeriksaan pengadilan, dan menyembunyikan lebih banyak rahasia pemerintah AS. Obama, saat ini, tidak kurang, mempunyai 17,000 tahanan penjara yang meronta-ronta menggapai keadilan. Pada 24 April tahun 2009, para pengacaranya memenangkan gugatan pengadilan bahwa para tahanan Guantananmo Bay bukanlah manusia, dan makanya layak untuk disiksa. Direktur intelijen nasional AS, Admiral Dennis Blair, sangat percaya akan efektivitas penyiksaan. Robert Gates, sekretaris rahasia Bush, tetap dipertahankan oleh Obama di sisinya.
Di seluruh dunia, kekerasan yang dilakukan AS terhadap orang tak berdosa juga meningkat. Selama pembantaian di Gaza, Januari silam, Seymour Hersh mengatakan, “Tim Obama tidak pernah keberatan untuk menyuplai bomb dan senjata canggih lainnya ke Israel.” Di Pakistan, rakyat sipil yang tewas telah berlipat jumlahnya dibandingkan ketika Obama belum memerintah.
Di Afghanistan, strategi AS membunuh orang-orang Pashtun (sebenarnya Taliban) oleh Pentagon telah diberi restu oleh Obama, demikian konfirmasi Robert Gates. Obama juga mengintimidasi Rusia dan China lewat perang dingin yang halus. Satu-satunya berita bagus yang dibuat oleh Obama adalah menarik mundur pasukan tentara AS dari Iraq, sebuah negara yang telah menjadi lautan darah. Bayangkan, selama ini sebanyak 70.000 pasukan berada di Iraq, dan rakyat AS percaya bahwa inilah salah satu hal yang membuat negara mereka bangkrut. Dan kebangkrutan itu semakin dalam karena Obama juga segera menyuplai tentara dalam jumlah tidak kurang dari 70.000 ke Afghanistan.
Banyak orang AS terang-terangan membenci Bush dan Cheney yang begitu ambisius pada desain besar AS, seperti juga Henry Kissinger. Dalam bahasa periklanan, Bush telah jatuh, sedangkan Obama dengan iklan yang sedang tersenyum dan memperlihatkan gigi putihnya, adalah seorang utusan Tuhan versi rakyat AS dan terus terlena oleh Obama. Obama telah mengirim permasalahan dalam negeri AS ke medan perang, dari Wahsingthon ke gedung putih. Obama adalah orang yang disebutkan dalam BBC, CNN, Murdoch, Wall Street dan CIA. Obama adalah The Marlboro Man. [oleh john pilger/palestinechronicle]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar