 |
Ilustrasi (Koran SI) |
JAKARTA - Pernyataan Mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin, yang menyebut Presiden RI ketiga BJ Habibie adalah pengkhianat memantik reaksi keras dari banyak kalangan. Politikus PAN, Muhammad Najib menilai untuk merespon tersebut harus dilakukan secara rasional dan proporsional.
Pasalnya, pernyataan itu keluar dari mantan menteri sekaligus petinggi partai UMNO. Sehingga pernyataan tersebut bisa dinilai sebagai gambaran ketakutan UMNO.
"Merespon pernyataan mantan Mentri Penerangan Malaysia yang menghina Mantan Presiden BJ Habibie harus rasional dan proporsiaonal. Kita harus melihatnya dari beberapa perspektif. Mantan Mentri Penerangan Malaysia adalah petinggi UMNO maka apa yang diungkapkannya menggambarkan fikiran dan perasaan UMNO," ungkap Najib kepada Okezone, Kamis (13/12/2012).
Kata dia, penghinaan BJ Habibie yang disamakan dengan mantan deputi perdana menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai penghianat bangsa tidak terlepas dengan ajang pesta politik yang akan diselenggarakan oleh Malaysia. Pihak UMNO merasa khawatir dengan kekuatan Abwar Ibrahim yang bisa mengambil alih kekuasan Malaysia.
"Kedua, kini Malaysia bersiap-siap melaksanakan pemilu, dimana UMNO selaku incumbent yang berkuasa puluhan tahun terancam oleh oposisi yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim. Anwar Ibrahim dipersepsikan oleh kebanyakan orang Malaysia sebagai calon yang didukung oleh Indonesia," jelasnya.
Apalagi, kata anggota Komisi I dari Fraksi PAN itu Anwar sangat bersimpati dengan perkembangan politik mutakhir di tanah air khususnya Pasca Reformasi 98. Karena itu dia memandang masalah ini lebih sebagai persoalan persaingan politik domestik Malaysia.
"Ada ketakutan luar biasa dari incumbent yang tidak pernah mereka alami sebelumnya atau bisa juga ini sebuah provokasi untuk memancing amarah Indonesia yang bila terjadi akan dibalas dengan kemarahan orang Malaysia yang berimplikasi terhadap menurunnya dukungan pada Anwar yang sangat pro Indonesia," tandas dia.
Pasalnya, pernyataan itu keluar dari mantan menteri sekaligus petinggi partai UMNO. Sehingga pernyataan tersebut bisa dinilai sebagai gambaran ketakutan UMNO.
"Merespon pernyataan mantan Mentri Penerangan Malaysia yang menghina Mantan Presiden BJ Habibie harus rasional dan proporsiaonal. Kita harus melihatnya dari beberapa perspektif. Mantan Mentri Penerangan Malaysia adalah petinggi UMNO maka apa yang diungkapkannya menggambarkan fikiran dan perasaan UMNO," ungkap Najib kepada Okezone, Kamis (13/12/2012).
Kata dia, penghinaan BJ Habibie yang disamakan dengan mantan deputi perdana menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai penghianat bangsa tidak terlepas dengan ajang pesta politik yang akan diselenggarakan oleh Malaysia. Pihak UMNO merasa khawatir dengan kekuatan Abwar Ibrahim yang bisa mengambil alih kekuasan Malaysia.
"Kedua, kini Malaysia bersiap-siap melaksanakan pemilu, dimana UMNO selaku incumbent yang berkuasa puluhan tahun terancam oleh oposisi yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim. Anwar Ibrahim dipersepsikan oleh kebanyakan orang Malaysia sebagai calon yang didukung oleh Indonesia," jelasnya.
Apalagi, kata anggota Komisi I dari Fraksi PAN itu Anwar sangat bersimpati dengan perkembangan politik mutakhir di tanah air khususnya Pasca Reformasi 98. Karena itu dia memandang masalah ini lebih sebagai persoalan persaingan politik domestik Malaysia.
"Ada ketakutan luar biasa dari incumbent yang tidak pernah mereka alami sebelumnya atau bisa juga ini sebuah provokasi untuk memancing amarah Indonesia yang bila terjadi akan dibalas dengan kemarahan orang Malaysia yang berimplikasi terhadap menurunnya dukungan pada Anwar yang sangat pro Indonesia," tandas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar