Insiden terjadi di tengah aksi demonstrasi tolak kriminalisasi KPK. Demo mendukung KPK
VIVAnews - Aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendadak riuh. Mereka menolak kriminalisasi terhadap KPK.
Namun, di tengah aksi, empat peluru gas air mata milik aparat kepolisan meledak dari kantung celana aparat. Sontak, para demonstran langsung berhamburan.
Namun, di tengah aksi, empat peluru gas air mata milik aparat kepolisan meledak dari kantung celana aparat. Sontak, para demonstran langsung berhamburan.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu masa aksi tengah melakukan orasi di depan gedung KPK dengan penjagaan puluhan aparat Kepolisian.
Kejadian itu langsung membuat para pendemo lari berhamburan. Sebagian dari mereka segera membasuh wajahnya dengan air mineral. Bahkan ada beberapa demonstran yang rela membasuh wajahnya dengan air kolam ikan yang berada di depan Gedung Jasa Raharja.
Belakangan diketahui, bau gas air mata itu berasal dari kantung celana salah satu aparat kepolisian yang tengah menjaga kemananan aksi demo.
"Itu peluru ada di kantong celana salah satu polisi," kata Kepala Pos Polisi (Kapospol) Setia Budi, Agus Subeci, di depan gedung KPK, Jakarta, Rabu 17 November 2012.
Menurut Agus, peluru gas air mata itu meledak karena kepanasan berada di dalam saku celana. Bunyinya mirip suara petasan. Namun, Agus membantah hal tersebut merupakan bentuk keteledoran aparat yang berjaga.
"Ini hanya kesalahan teknis, peluru ini memang macam petasan yang meledak di tengah panas. Tidak ada maksud apa-apa dari kami," ujarnya.
Beberapat saat, aksi demontrasi di gedung KPK kembali dilanjutkan. Mereka menolak segala bentuk kriminalisasi terhadap KPK. Salah satunya terjadi pada mantan Ketua KPK, Antasari Azhar. Dan kini menimpa para penyidik KPK, diantaranya Kompol Novel Baswedan.
"Sampai saat ini publik masih meraba-raba siapa dalang dibalik kriminalisasi terhadap Antasari Azhar," ujar Aji salah seorang orator dalam demontrasi itu.
© VIVA.co.id
Kejadian itu langsung membuat para pendemo lari berhamburan. Sebagian dari mereka segera membasuh wajahnya dengan air mineral. Bahkan ada beberapa demonstran yang rela membasuh wajahnya dengan air kolam ikan yang berada di depan Gedung Jasa Raharja.
Belakangan diketahui, bau gas air mata itu berasal dari kantung celana salah satu aparat kepolisian yang tengah menjaga kemananan aksi demo.
"Itu peluru ada di kantong celana salah satu polisi," kata Kepala Pos Polisi (Kapospol) Setia Budi, Agus Subeci, di depan gedung KPK, Jakarta, Rabu 17 November 2012.
Menurut Agus, peluru gas air mata itu meledak karena kepanasan berada di dalam saku celana. Bunyinya mirip suara petasan. Namun, Agus membantah hal tersebut merupakan bentuk keteledoran aparat yang berjaga.
"Ini hanya kesalahan teknis, peluru ini memang macam petasan yang meledak di tengah panas. Tidak ada maksud apa-apa dari kami," ujarnya.
Beberapat saat, aksi demontrasi di gedung KPK kembali dilanjutkan. Mereka menolak segala bentuk kriminalisasi terhadap KPK. Salah satunya terjadi pada mantan Ketua KPK, Antasari Azhar. Dan kini menimpa para penyidik KPK, diantaranya Kompol Novel Baswedan.
"Sampai saat ini publik masih meraba-raba siapa dalang dibalik kriminalisasi terhadap Antasari Azhar," ujar Aji salah seorang orator dalam demontrasi itu.
© VIVA.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar