Herdaru Purnomo - detikfinance / Foto: Reuters
Kuala Lumpur - Maskapai penerbangan murah atau low-cost carrier asal Malaysia, AirAsia bakal fokus untuk meningkatkan laba dari 3 'tambang emas' yang dimilikinya. 'Tambang emas' tersebut berarti pangsa pasar yang ada di Malaysia, Thailand, dan Indonesia.
Bos AirAsia Tony Fernandes mengungkapkan, dalam 3 tahun ke depan selain fokus di 3 negara tersebut, AirAsia siap menambah satu negara yang menjadi markas lagi. Negara yang potensial untuk dibangun markas baru AirAsia yakni Taiwan, Korea Selatan, Vietnam, dan India.
"Kami punya 3 'tambang emas' di Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Saya ingin meningkatkan kapitalisasinya terlebih dahulu di ketiga negara tersebut," ungkap Tony.
"Untuk permulaan saya fokus di sana. Namun di atas itu semua saya masih punya energi untuk menambah satu lagi (negara) yang bisa besar dan mungkin satu negara kecil lagi seperti Laos, Kamboja dan Myanmar," imbuh Tony seperti dilansir dari The Star, Jumat (23/11/2012).
Lebih jauh Tony menambahkan, untuk mendukung ekspansinya di negara-negara tersebut maka negosiasi dengan Airbus untuk pemesanan 100 pesawat A320 telah selesai. "Dan akan segera rampung prosesnya di bulan depan," tegas Tony.
Analis Credit Suisse Group AG, Annuar Azis mengatakan upaya AirAsia ini dilakukan untuk membendung 'serangan' Malindo Airways yang siap beroperasi di tahun 2013. Malindo yang di-back up langsung oleh Lion Air bisa mendominasi seluruh rute AirAsia di Malaysia dan Indonesia.
(dru/dnl)
Bos AirAsia Tony Fernandes mengungkapkan, dalam 3 tahun ke depan selain fokus di 3 negara tersebut, AirAsia siap menambah satu negara yang menjadi markas lagi. Negara yang potensial untuk dibangun markas baru AirAsia yakni Taiwan, Korea Selatan, Vietnam, dan India.
"Kami punya 3 'tambang emas' di Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Saya ingin meningkatkan kapitalisasinya terlebih dahulu di ketiga negara tersebut," ungkap Tony.
"Untuk permulaan saya fokus di sana. Namun di atas itu semua saya masih punya energi untuk menambah satu lagi (negara) yang bisa besar dan mungkin satu negara kecil lagi seperti Laos, Kamboja dan Myanmar," imbuh Tony seperti dilansir dari The Star, Jumat (23/11/2012).
Lebih jauh Tony menambahkan, untuk mendukung ekspansinya di negara-negara tersebut maka negosiasi dengan Airbus untuk pemesanan 100 pesawat A320 telah selesai. "Dan akan segera rampung prosesnya di bulan depan," tegas Tony.
Analis Credit Suisse Group AG, Annuar Azis mengatakan upaya AirAsia ini dilakukan untuk membendung 'serangan' Malindo Airways yang siap beroperasi di tahun 2013. Malindo yang di-back up langsung oleh Lion Air bisa mendominasi seluruh rute AirAsia di Malaysia dan Indonesia.
(dru/dnl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar