(REUTERS/Pichi Chuang) |
Investor khawatir konflik Israel-Palestina mengganggu ekspor energi.
Hadi Suprapto
VIVAnews - Harga komoditas dunia menguat, setelah para pelaku pasar fokus pada langkah kompromi politisi Amerika Serikat dalam menghindari krisis fiskal (fiscal cliff) yang bisa mengirim ekonomi AS kembali ke resesi.
Fiscal cliff merupakan pengetatan fiskal yang disebabkan terlalu banyaknya utang suatu negara, dan bisa menyebabkan pelebaran defisit.
Kantor berita Reuters, Selasa 20 November 2012, melaporkan harga tembaga reli 2,3 persen menjadi US$7.803,75 per ton di London Metal Exchange, dan harga emas naik US$18,11 menjadi US$1.731,6 per ons.
Anggota parlemen AS menunjukkan kesepakatan dalam negosiasi untuk mencegah kenaikan pajak dan pemotongan belanja hingga US$600 miliar, yang akan dimulai pada Januari 2013.
Dalam perdagangan mata uang, dolar sempat memperpanjang kenaikan terhadap yen, setelah muncul harapan pemerintahan baru Jepang akan mendorong bank sentral mengambil langkah-langkah agresif untuk memicu pertumbuhan ekonomi.
Mata uang dolar sedikit lebih tinggi terhadap yen, yaitu berada pada 81,38 yen, setelah naik ke level tertinggi sejak 25 April lalu.
Sementara itu, indeks dolar justru turun 0,5 persen dari level tertinggi dalam dua bulan terakhir yang terjadi pada Jumat lalu, dan membuat harga komoditas dalam mata uang selain dolar lebih terjangkau.
Minyak mentah Brent naik di atas US$111 per barel, karena menegangnya Israel dan Palestina yang memicu kekhawatiran pasokan minyak dari Timur Tengah.
Investor khawatir, konflik itu dapat mengganggu ekspor energi wilayah itu yang memasok lebih dari sepertiga minyak mentah dunia. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari naik 2,5 persen dan minyak mentah berjangka AS bertambah 2,6 persen. (asp)
© VIVA.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar