Herbal

Rabu, 12 Desember 2012

Mensos Salim Segaf Ke Pacitan; Tidur Di Atas Dipan Kayu & Makan Nasi Tiwul

MENSOS Salim Segaf al Jufri harus menempuh perjalanan darat lima jam dari Malang ke Pacitan. Mensos sempat mampir di Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno.

“Kami sangat senang pak Mensos rawuh (datang) dan tilam (tidur) di rumah warga. Bisa merasakan sulitnya warga untuk mencari air bersih dan mandi di sungai,” sambut Ruslan, Kepala Desa Kemuning. Mensos menginap di rumah Pak Katmin dan Mak Zaitun di atas bukit Dusun Krajan. Mensos tidur di atas dipan kayu, sedang para staf tidur di lantai beralas tikar.
Mak Zaitun tinggal di rumah sederhana beralas tanah, namun dindingnya sudah berbatu bata. Adiknya, Mak Zaitunah, tinggal di sebelah rumah lebih sederhana lagi dengan dinding gedek/bambu. “Kami bersyukur pak Mensos mau memperbaiki rumah ini. Tak pernah mimpi sebelumnya,” ungkap Zaitunah.

Mensos meluncurkan program bedah kampung berupa rehabilitasi RTLH (rumah tak layak huni) sebanyak 300 unit @ Rp 10 juta), 4 sarana lingkungan (MCK) @ Rp 45 juta, bantuan permakanan anak yatim-dhuafa Rp 13,7 juta, dan 31 KUBE @ Rp 20 juta. Total bantuan Rp 3,8 miliar.

Bupati Pacitan Indartarto sangat terkesan. “Baru kali ini ada menteri yang mau tidur di rumah warga kurang mampu. Ini tanda pemerintah bersikap serius untuk mengentaskan kemiskinan, bukan hanya simbolik saja,” sahut Bupati, saat berdialog malam hari dengan warga diterangi api unggun, sambil makan ubi rebus.

Pagi harinya, Mensos sarapan nasi pecal dan tiwul. Lalu, bersama Bupati jalan pagi keliling kampung, dan mampir ke rumah Mbah Wujud (75) yang cacat tubuh. Mensos memberikan bantuan agar keluarga bisa mandiri. Lebih mengejutkan lagi, Bupati mengajak Mensos mampir rumah Maliki (45) warga yang dipasung karena menderita psikosis.

“Saya sangat mendukung program kesejahteraan prioritas Pemda. Hari ini kita membebaskan seorang warga yang dipasung, agar dirawat di RSJ Menur Surabaya. Secara bertahap kita bantu pembebasan 33 warga lain yang masih dipasung,” ungkap Mensos.

Sementara itu, program bedah rumah dimaksudkan untuk kontribusi penurunan angka kemiskinan secara substansial. “Dari beberapa indikator kemiskinan BPS, 4 sampai 5 indikator telah terpenuhi dengan rehab RTLH. Didukung dengan peningkatan pendapatan melalui KUBE dan peningkatan sarana lingkungan. Jadi bedah kampung bersifat terpadu, tak hanya unit dalam Kemsos, tapi Kementerian dan Lembaga terbuka kerjasama,” jelas Mensos.

By Saad Saefullah
sumber : islampos.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...