Herbal

Selasa, 29 Januari 2013

Kejutan Dalam Pemilu Israel

PEMILU parlemen di negara Zionis Israel yang digelar pada Selasa (/1) lalu menyisakan sejumlah kejutan. Aliansi partai-partai sayap kanan pimpinan PM Benjamin Netanyahu hanya mampu meraih 31 kursi.  Angka ini menunjukkan kemerosotan populeritas aliansi dan Netanyahu. 
 
Sebanyak 11 kursi di parlemen yang pada pemilu sebelumnya terisi, kini terpaksa harus  direlakan diambil oleh partai-partai lain yang tak masuk dalam barisan aliansi itu.
 
Meski begitu, Partai Likud yang diketuai Netanyahu, serta Partai Beitenu yang menjadi mitra koalisi dekatnya, menjadi fraksi terkuat di Knesset.

Penurunan perolehan kursi tesebut jelas memberi tamparan keras pada Netanyahu. Sebab, beberapa jajak pendapat menjelang pemilu mengunggulkan aliansi partai pro Netanyahu dibandingkan dengan partai-partai lainnya. Hasil jajak pendapat itu yang membuat Netanyahu merasa di atas angin. Meski akhirnya hasil pemilu menunjukkan fakta yang berbeda.

Kejutan lain dalam pemilu parlemen Israel kali ini adalah munculnya partai baru, yakni Yesh Atid yang berhaluan tengah, sebagai kekuatan besar kedua. Menurut hasil perhitungan sementara, Yesh Atid yang baru saja dibentuk berhasil mengumpulkan 19 kursi. Padahal, dalam jajak-jajak pendapat sebelum pemilu partai ini hampir tak diperhitungkan oleh para analis.

Partai relijius berhaluan ultra kanan Jewish Home (Rumah Yahudi) yang dipimpin oleh Naftali Bennett juga mengejutkan khalayak.  Sebab, sebelumnya partai ini diperkirakan akan menang besar. Namun, kenyataannya hanya mampu meraih 11 kursi, sama dengan kursi yang diperoleh partai relijius Shas.

Partai-partai sayap kiri-tengah dalam pemilu kali ini pun memiliki kekuatan yang seimbang dengan kubu sayap kanan. Partai-partai sayap ultra kanan merupakan aliansi partai konservatif, ultrakonservatif dan partai relijius. Sedangkan di sayap kiri terdiri atas partai-partai sekuler dan partai liberal. Sebagai fraksi terkuat, Netanyahu akan mendapat hak membentuk koalisi pemerintahan.

Perebutan 120 kursi menjadi fifty-fifty. Kekuatan yang setara ini memungkinkan Knesset berada dalam dua kubu yang terpecah dan akan membuat pembentukan koalisi pemerintahan baru menjadi sulit, dan mungkin juga rapuh.

Jika goyah sedikit saja koalisi pemerintahan baru nantinya, berarti rakyat Israel harus kembali ke TPS lagi guna menentukan pemimpin baru. [misroji/islampos]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...